Total Tayangan Halaman

Kamis, 27 Oktober 2016

Makalah MASA PEMERINTAHAN ISLAM DI ANDALUSIA







BAB I

PENDAHULUAN


A.  Latar belakang

Sering kita mendengar bahwa peristiwa masa lalu bias dijadikan sebagai

“JAS MERAH”, sebenarnya kata jas merah itu sendiri adalah “Jangan Sampai Melupakan Sejarah”. Apalagi kita sebagai orang islam dan menuntut ilmu di

Universitas Islam tentunya harus paham akan sejarah kebudayaan islam di masa lalu. Hal ini perlu agar kita mampu menganalisa dan mengambil ibarah dari setiap peristiwa yang pernah terjadi.

Dalam makalah kali ini akan dibahas mengenai Islam di Andalusia. Andalusia yang kita kenal sekarang semula disebut Vandala yang kemudian oleh bangsa arab disebut Andalusia. Dan untuk lebih detailnya tentang perkembangan islam di Andalusia ini akan di uraikan dalam bab pembahasan.

B.  Rumusan Masalah

1.      Bagaimanakah perkembangan Islam di Andalusia?

2.      Bagaimana kemajuan peradaban Islam di Andalusia?

3.      Apa saja penyebab kemunduran Islam di Andalusia?

4.      Bagaimana cara penyebaran budaya islam di Eropa?


C.  Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui perkembangan Islam di Andalusia

2.      Mengetahui kemajuan peradaban Islam di Andalusia

3.      Mengetahui penyebab kemunduran Islam di Andalusia

4.      Mengetahui penyebaran budaya islam ke Eropa.















1






BAB II

PEMBAHASAN


A. PERKEMBANGAN ISLAM DI ANDALUSIA


Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir disana, Islam memainkan peranan yang sangat besar. Masa itu berlangsung lebih dari tujuh setengah abad. Sejarah panjang yang dilalui umat Islam di spanyol itu dapat dibagi menjadi enam periode yaitu :

1.    Periode Pertama (711-755 M)


Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali, yang diangkat oleh khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara elite penguasa, terutama berupa perbedaan etnis dan golongan. Disamping itu terdapat perbedaan pandangan antara khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa merekalah yang berhak menguasai daerah Spanyol ini. Oleh karena itu ada terjadi dua puluh kali pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat. Perbedaan pandanga politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang saudara. Hal ini ada hubungannya dengan perbedaan etnis, terutama antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab. Didalam etnis Arab sendiri terdapat dua golongan yang terus-menerus bersaing, yaitu suku Qais (Arab Utara) dan Arab Yamani (Arab Selatan). Perbedaan etnis ini seringkali menimbulkan konflik politik, terutama ketika tidak ada figur yang tangguh. Itulah sebabnya di Spanyol pada saat itu tidak ada gubernur yang mampu mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang agak lama.






2






Gangguan dari luar datang dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat tinggal di daerah-daerah pegunungan yang memang tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Islam. Gerakan ini terus memperkuat diri. Setelah berjuang lebih dari 500 tahun, akhirnya mereka mampu mengusir Islam dari bumi Spanyol. Karena seringnya terjadi konflik internal dan berperang menghadapi musuh dari luar, maka dalam periode ini Islam Spanyol belum memasuki kegiatan pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan. Periode ini berakhir dengan datangnya Abdurrahman Ad-Dakhil ke Spanyol pada tahun 138 H/755 M.

2.        Periode Kedua (755-912 M)


Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam, yang ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Bagdad. Amir pertama adalah Abdurahman I yang memasuki Spanyol tahun 138 H/75 M dan diberi gelar Ad-Dakhil (Yang masuk ke Spanyol). Dia adalah keturunan Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani Abbas ketika yang terakhir ini berhasil menaklukkan Bani Umayyah di Damaskus. Selanjutnya ia berhasil mendiriksn dinasti Bani Umayyah di Spanyol. Penguasa-penguasa Spanyol pada periode ini adalah :

Abdurrahman Ad-Dakhil, Hisyam I,Hakam I, Abdurrahman Al-Ausath, Muhammad Ibnu Abdurrahman, Mundzir Ibnu Muhammad dan Abdullah Ibnu Muhammad.

Pada periode ini, umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan, baik dalam bidang politik maupun dalam bidang peradaban. Abdurrahman Ad-Dakhil mendirikan Masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol. Hisyam dikenal berjasa dalam menegakkan hukum Islam, dan Hakam dikenal sebagai pembaharu dalam bidang kemiliteran. Dialah yang memprakarsai tentara bayaran di Spantol. Sedangkan Abdurrahman Al-Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu. Pemikiran filsafat juga mulai


3






masuk pada periode ini, terutama di zaman Abdurrahman Al-Ausath. Ia mengundang para ahli dari dunia Islam lainnya untuk datang ke Spanyol sehingga kegiatan ilmu pengetahuan di Spanyol mulai semarak.

Sekalipun demikian, berbagai ancaman dan kerusuhan terjadi. Pada pertengahan abad ke 9 stabilitas Negara terganggu dengan munculnya gerakan Kristen fanatik yang mencari kesyahida (Martyrdom). Namun, Gereja Kristen lainnya di seluruh Spanyol tidak menaruh simpati pada gerakan itu, karena pemerintah Islam diperbolehkan mengembangkan memiliki pengadilan sendiri berdasarkan hokum Kristen. Peribadatan tidak dihalangi. Lebih dari itu mereka diizinkan mendirikan gereja baru, biara-biara disamping asrama rahib atau lainnya. Mereka juga tidak dihalangi bekerja sebagai pegawai pemerintahan atau menjadi karyawan pada instansi militer.

Gangguan politik yang paling serius pada periode ini dating dari umat Islam sendiri. Golongan pemberontak di Toledo pada tahun 852 M membentuk Negara kota yang berlangsung selama 80 tahun. Di samping itu sejumlah orang yang tak puas membangkitkan revolusi. Yang terpenting diantaranya adalah pemberontakan yang dipimpin oleh HAFSHUN ada anaknya yang berpusat di pegunungan dekat Malaga. Sementara itu, perselisihan antara orang-orang Barbar dan orang-orang Arab masih sering terjadi.

3.    Periode Ketiga (912 – 1013 M)


Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar An-Nasir sampai munculnya “raja-raja kelompok” yang dikenal dengan sebutan muluk al-thawaif.

Pada periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah, penggunaan gelar khalifah tersebut bermula dari berita yang sampai kepada Abdurrahman III, bahwa Al-Muqtadir, khalifah Daulah Bani Abbas di Bagdad meninggal dunia dibunuh oleh pengawalnya sendiri. Menurut penilaiannya, keadaan ini menunjukkan bahwa suasana pemerintahan Abbasiyah sedang berada

4






dalam kemelut. Ia berpendapat bahwa saat ini merupakan saat yang paling tepat untuk memakai gelar khalifah yang telah hilang dari kekuasaan Bani Umayyah selama 150 tahun lebih. Karena itulah, gelar ini dipakai mulai tahun 929 M. Khalifah-khalifah besar yang memerintah pada periode ini ada 3 orang, yaitu :

1.    ABDURRAHMAN AN-NASIR (912 – 961 M)


2.    HAKAM II (961 – 976 M)


3.    HISYAM II (976 – 1009 M)


Pada periode ini umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan, kejayaan, dan menyaingi kejayaan daulah Abbasiyah di Bagdad. Abdurrahman An-Nashir mendirikan Universitas Cordova.

Perpustakaannya memiliki koleksi ratusan ribu buku. Hakam II juga seorang kolektor buku dan pendiri perpustakaan. Pada msa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran. Pembangunan kota berlangsung cepat.

Awal dari kehancuran khalifah Bani Umayyah di Spanyol adalah ketika Hisyam naik tahta dalam usia sebelas tahun. Oleh karena itu kekuasaan actual berada di tangan para pejabat. Pada tahun 981 M, khalifah menunjuk Ibn Abi’

Amir sebagai pemegang kekuasaan secara mutlak. Dia seorang yang ambisius yang berhasil menancapkan kekuasaannya dan melebarkan wilayah kekuasaan islam dengan menyingkirkan rekan-rekan dan saingan-saingannya. Atas keberhasilan-keberhasilannya, ia mendapat gelar Al-Mashur Billah. Ia wafat pada tahun 1002 M dan digantikan oleh anaknya Al-Muzaffar yang masih dapat mempertahankan keunggulan kerajaan. Akan tetapi setelah Al-Muzaffar wafat pada tahun 1008 M, ia digantikan oleh adiknya yang tidak memiliki kualitas bagi jabatan itu. Dalam beberapa tahun saja, Negara yang tadinya makmur dilanda kekacauan dan akhirnya kehancuran total. Pada tahun 1009 M Khalifah mengundurkan diri. Beberapa orang yang dicoba untuk menduduki jabatan itu tidak ada yang sanggup memperbaiki keadaan. Akhirnya pada tahun 1013 M,


5






Dewan Menteri yang memerintah Cordova menghapuskan jabatan khalifah. Ketika itu Spanyol sudah terpecah dalam banyak sekali Negara kecil yahg berpusat di kota-kota tertentu.

4. Periode Keempat (1013 – 1086 M)


Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh Negara kecil dibawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukuth-Thawaif, yang berpusat di suatu kota seperti Sevilla, Cordova, Toledo, dan sebagainya. Yang terbesar diantaranya adalah Abadiyah di Sevilla. Pada periode ini umat Islam Spanyol kembali memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada diantara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana lain.

5. Periode Kelima (1086 – 1248 M)


Pada periode Islam Spanyol meskipun masih terpecah dalam beberapa Negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaann Dinasti Murabitun dan Muhawidun. Dinasti Murabitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf Ibnu Tasyfin di Afrika Utara pada tahun 1062M. ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy, ia masuk ke Spanyol atas undangan penguasa Islam disana yang telah memikul beban berat perjuangan mempertahankan negerinya dari serangan orang-orang Kristen.

Ia dan tentaranya memasuki Spanyol pada tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan pasukan Castilia. Karena perpecahan di kalangan raja muslim, Yusuf melangkah lebih jauh untuk menguasai Spanyol dan ia berhasil untuk itu.

6






Akan tetapi penguasa sesudah Ibnu Tasyfin adalah raja yang lemah. Pada tahun 1943 M, kekuasaan dinasti ini berakhir, baik di Afrika Utara maupun Spanyol dan digantikan oleh Dinasti Muwahidun. Pada masa dinasti Murabitun, Saragosa jatuh ke tangan Kristen, tepatnya tahun 1118 M. di Spanyol sendiri sepeninggal dinasti ini, pada mulanya muncul kembali dinasti-dinasti kecil, tapi hanya berlangsung tiga tahun. Pada tahun 1146 M penguasa dinasti Muwahidun didirikan oleh Muhammad Ibnu Tumart.

Dinasti ini datang ke Spanyol dibawah pimpinan Abdul Mun’im. Antara tahun 1114 M dan 1154 M, kota-kota muslim penting : Cordova, Almeria dan Granada jatuh dibawah kekuasaannya. Untuk jangka beberapa decade, dinasti ini mengalami banyak kemajuan kekuatan-kekuatan Kristen dapat dipikul mundur. Akan tetapi, tidak lama setelah itu, Muwahhidun mengalami keambrukan. Pada tahun 1212 M, tentara Kristen memperoleh kemenangan besar di Las Navas de Tolesa. Kekalahan-kekalahan yang dialami Muwahhidun menyebabkan penguasanya memilih untuk meninggalakan Spanyol dan kembali ke Afrika Utara tahun 1235 M. keadaan Spanyol kembali runyam, berada dibawah penguasa-penguasa kecil. Dalam kondisi demikian umat Islam tidak mampu bertahan dari serangan-serangan Kristen yang semakin besar. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Sevilla jatuh tahun 1248 M. seluruh Spanyol kecuali Granada lepas dari kekuasaan Islam.

6. Periode Keenam (1248 – 1492 M)


Pada periode ini, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, dibawah dinasti

Bani Ahmar (1232 1492 M). peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperbaiki kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantunya menjadi raja.




7






Dia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalm pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad Ibnu

Sa’ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdinand dan Isabella untuk menjatuhkannya. Dan penguasa Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah dan Abu Abdullah naik tahta. Tentu saja, Ferdinand dan Isabella yang mempersatukan dua kerajaan besar Kristen melalui perkawinan itu tidak cukup merasa puas. Keduanya ingin merebut kekuasaan terakhir umat islam di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan orang Kristen tersebut. Dan peda akhirnya mengaku kalah. Ia menyerahkan kekuasaan kepada Ferdinand dan Isabella, kemudian hijrah ke Afrika Utara. Dengan demikian beakhirlah kekuasan Islam di Spanyol tahun 1492 M. Umat Islam setelah itu dihadapkan kepada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi meninggalakan Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat islam di daerah ini.




B.  KEMAJUAN PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA

Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaan . Banyak prestasi yang di peroleh,bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan kemudian dunia, kepada kemajuan yang lebih kompleks.1
1.    Kemajuan Intelektual

a.    Filsafat

Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abat ke-9 M selama pemerintahan Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M).

Atas inisiatif al-Hakam (961-976 M) karya-karya ilmiah dan filosofis dipelopori dari timur dalam jumlah besar, sehingga dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya mammpu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam. Semua yang dilakuakn oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof- filosof besar pada masa sesudahnya.
1 Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam.

8






Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-sayigh yang lebih dikenal dengan ibn Bajjah. Masalah yang dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis. Magnum opusnya adalah Tadbir al-Mutawahhid.

Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail. Ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi dan filsafat.

Tokoh filsafat islam Spanyol lainnya adalah Ibnu Rusyd yang di Eropa terkenal dengan Averros dari Cordova pengikut aliran Aristoteles. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayah al-Mujtahid.

b.    Sains

Ilmu-ilmu kedokteran, fisika, matematika, kimia, astronomi dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikiran terkenal. Beberapa tokoh sains dalam bidang Astronomi, yaitu Abbas ibn Famas termashur dalam ilmu kimia dan astronnomi. Ia adalah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Kemudian Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash, Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan Ia juga berhasil membuat teropong modrn . adapun dibidang kedokteran yaitu, Ummul al-Hasan binti Abi Ja’far,seorang tokoh dokter wanita. Dalam bidang geografi, Ibnu Jubar menulis tentang negeri-negeri muslim. Ibnu Batuthah mengelilingi samudra Pasai dan Cina. Sedangkan Ibnu Khaldun adalah perumus filsafat sejarah.


c.    Bahasa dan Sastra

Bahas Arab telah menjadi Bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh Islam maupun non –Islam. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam Bahasa Arab, baik berbicara maupun tata bahasa, di antaranya: Ibnu Sayyidin, Muhammad bin Malik, Ibnu Khuruf, Ibnu al-Hajj, Abu al- Asyibili, Abu al-Hasan Usfur, Hayyan al- Gharnathi dan banyak yang lainnya.

d.   Musik dan Kesenian





9






Dalam bidang seni dan suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan denga tokohnya Hasan ibn Nafi yang mendapat gelar Zaryab dan Ia juga terkenal sebagai pencipta lagu-lagu. Ilmu yang dimilikinya itu ditirunkan kepada anak keturunannya dan juga kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.


2.    Bidang Keilmuan Keagamaan

a.    Tafsir

Salah satu yang mufasir yang terkenal dari Andalusia adalah Al-Qurtubi. Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad al-Andalusia. Adapu karyanya dalam bidang tafsir adalah Al-jami’u li Ahkam Alquran, kitab tafsir yang terdiri dari 20 jilid ini terkenal dengan nama Tafsir Al-Qurtubi.

b.    Fiqh

Dalam bidang fiqh, Spanyol Islam dikenal sebagai pusat penganut mazhab Maliki. Yang memperkenalkan mazhab ini di Spanyol adalah Ziad ibn Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya diturunkan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadhi pada masa Hisyam ibn Abdurrahman. Ahli-ahli fiqh lainnya diantaranya adalah Abu Bakar bin al-Quthiyah, Muniz bin Sa’id al-Baluthi, Ibnu Rusyd, penulis kitab Bidayah Al-Mujtahid wa Nihayah Al-Muqtasid , Asyi Syaitibi, penulis kitab Al-Muwafaqat fi Ushul Asy-Syari’ah ( ushul fiqh), dan Ibnu Hazm.

3.    Kemajuan di Bidang Arsitektur Bangunan

Kemegahan banguna fisik Islam Spanyol angat maju, dan mendapat perhatian umat Islam dan penguasa. Umumnya banguna-banguna di Andalusi memiliki nilai arsitertur yang sangat tinggi. Dalam perdagangan, jalan-jalan dan pasar dibangun. Demikian juga dibidang pertanian. Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder, tersier, dan jembatan-jembatan air didirikan.

Pembanguna-pembangunan fisik yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, masjid, permukiman, dan taman-taman.




10






a.                                    Cordova

Cordova adalah salah satu kota utama Visigoth, yang kemudian diambil

alih oleh Bani Umayyah. Oleh penguasa Muslim, Kota Cordova dibangun dan diperindah. Jembatan besar yang dibangun diatas sungai yang mengalir ditengah kota. Taman-taman yang menghiasi ibukota. Disekitaran ibukota berdiri istana-istana yang megah. Di antara kebanggaan kota Cordova lainnya adalah masjid Agung Cordova. Kota ini memiliki masjid sebanyak 491 masjid.

b.    Granada

Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. Disana berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikiran Islam.

Arsitektur-arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana Al-Hambra yang indah megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam. c. Sevilla

Kota sevilla terkenal dengan Giralda, salah satu Menara terindah di benua Eropa. Menara ini dulunya adalah minaret (Menara masjid) yang kini beralih fungsi sebagai Menara lonceng Katedral Seville. Sevilla telah berada di bawah kekuasaan Islam selama kurang lebih 500 tahun. Pada masa pemerintaha Yusuf Abu Ya’kub, didirikan salah satu bangunan masjid yang kini berubah fungsi menjadi gereja dengan nama Santa Maria dela Sede. Kota ini jatuh pada tangan Raja Ferdinand pada tahun 1248 M.


d.   Toledo

Ketika Romawi menguasai kota Toledo, kota ini dijadikan ibukota kerajaan. Dan ketika Tharik Bin Ziyad menguasai Toledo tahun 712 M, kota ini dijadikan pusat kegiatan umat Islam, terutama dalam bidang pengetahuan dan penerjemahan. Beberapa masjid dibangun pada masa itu, dan ketika Toledo direbut oleh Raja Alfenso Vl masjid-masjid tersebut berubah kegunaannya menjadi gereja.

Banyak faktor-faktor yang mendukung kemajuan Islam di Spanyol, antara lain didukung oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa,




11






yang mampu mempersatukan kekuatan umat islam, seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, Abdurrahman Al-Wasith, dan Abdurrahman An-Nashir.

Kegiatan politik para pemimpin ditunjukkan oleh kebujakan para penguasa lainnya yang mempelopori kegiatan ilmiah. Disamping itu, toleransi ditegakkan oleh para pengusaha terhadap penganut agama Kristen dan Yahudi, sehingga mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban Arab Islam Spanyol.


C. KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN ISLAM DI ANDALUSIA

Dalam masa kekuasaan Islam di Spanyol yang begitu lama tentu memberikan catatan besar dalam mengembangkan dan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi peradaban dunia. Namun, sejarah panjang yang telah diukir kaum muslim menuai kemunduran dan kehancuran. Kemunduran dan kehancuran disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

1. Konflik Islam dengan Kristen

Keadaan ini berawal dari kurang maksimalnya para penguasa muslim di Andalusia dalam melakukan proses Islamisasi. Hal ini mulai terlihat ketika masa kekuasaan setelah al-Hakam II yang dinilai tidak secakap dari khalifah sebelumnya. Bagi para penguasa, dengan ketundukan kerajaan-kerajaan kristen dibawah kekuasaan kristen hanya dengan membayar upeti saja, sudah cukup puas bagi mereka. Mereka membiarkan umat Kristen menganut agamanya dan menjalankan hukum adat dan tradisi kristen, termasuk hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan senjata.

Namun, kehadiran Arab Islam tetap dianggap sebagai penjajah sehingga malah memperkuat nasionalisme masyarakat Spanyol Kristen. Hal ini menjadi salah satu penyebab kehidupan negara Islam di Andalusia tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam dan Kristen. Akhirnya pada abad ke-11, umat Islam Andalusia mengalami kemunduran, sedang umat Kristen memperoleh kemajuan pesat dalam bidang IPTEK dan strategi perang.

2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu

Hal ini terjadi hingga abad ke-10 atas perlakuan para penguasa muslim sebagaimana politik yang dijalankan Bani Umayyah terhadap para mu’allaf yang


12






berasal dari umat setempat. Mereka diperlakukan tidak sama seperti tempat-tempat daerah taklukan Islam lainnya. Kenyataan ini ditandai dengan masih diberlakukannya istilah ibad dan muwalladun, suatu ungkapan yang dinilai merendahkan.

Akhirnya kelompok-kelompok etnis non-Arab terutama etnis Salvia dan Barbar, sering menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal ini menimbulkan dampak besar bagi perkembangan sosio-ekonomi di Andalusia. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada ideologi pemersatu yang mengikat kebangsaan mereka. Bahkan banyak diantara mereka yang berusaha menghidupkan kembali fanatisme kesukuan guna mengalahkan Bani Umayyah.


3. Kesulitan Ekonomi

Dalam catatan sejarah, pada paruh kedua masa Islam di Andalusia, para penguasa begitu aktif mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, sehingga mengabaikan pengembangan perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang memberatkan dan berpengaruh bagi perkembangan politik dan militer. Kenyataan ini diperparah lagi dengan datangnya musim paceklik dan membuat para petani tidak mampu membayar pajak. Selain itu, penggunaan keuangan negara tidak terkendali oleh para penguasa muslim.


4. Tidak jelasnya Sistem Peralihan kekuasaan

Kekuasaan merupakan hal yang menjadi perebutan diantara ahli waris. Karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan Muluk al-Thawaif muncul. Maka, Granada yang awalnya menjadi pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol akhirnya jatuh ke tangan Ferdinand dan Isabella.

5. Keterpencilan

Spanyol Islam bagaikan negeri terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Oleh karena itu, tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.




13






D. PENYEBARAN BUDAYA ISLAM KE EROPA


Spanyol merupakan tempat paling utama bagi Eropa untuk menyerap peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antarnegara. Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang kepada khazanah ilmu pengetahuan islam yang berkembang di periode klasik. Memang banyak saluran bagaimana peradaban islam mempengaruhi eropa, seperti Sicilia dan Perang Salib, tetapi saluran terpenting adalah Spanyol Islam. Orang-orang Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah kekuasaan islam jauh meninggalkan tetangga-tetanggannya Eropa, terutama dalam pemikiran dan sains di samping bangunan fisik.2

Tokoh Spanyol Islam yang sangat berpengaruh terhadap pemikiran di Eropa ialah Ibn Ruyd, yang di kenal di Eropa Averros (1120-1198 M). Averros di kenal sebagai orang yang melepaskan belenggu taklid dan menganjurkan kebebebasan berpikir. Pengaruh Averros demikian besar di Eropa, sehingga muncul gerakan Averroeisme (Ibnu Rusydisme) yang menuntut kebebasan berpikir. Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang di bawa gerakan Averroisme ini.

Pengaruh-pengaruh peradaban islam, termasuk di dalamnya pemikiran Ibnu Rusyd ke Eropa berawal dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di berbagai universitas islam di Spanyol. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menerjemahkan buku-buku ilmuwan muslim, Pusat penerjemahan buku adalah di Toledo. Setelah pulang ke Negerinya, mereka mendirikan sekolah dan universitas yang sama. Universitaas pertama di Eropa adalah universitas Paris yang didirikan pada tahun 1231 M, 30 tahun setelah wafatnya Ibnu Rusyd. Di akhir zaman pertengahan Eropa, baru berdiri 18 buah universitas. Di dalam universitas-universitas islam di ajarkan, seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan




2 Philip K. Hitti, op., hlm 526-530

14






filsafat. Pemikiran filsafat yang paling banyak di pelajari adalah pemikiran Al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd.3

Akan tetapi, walaupun Islam akhirnya terusir dari negri Spanyol dengan cara yang sangat kejam, namun ia telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan Yunani Klasik (renaissance) pada abad ke-14 M, yang bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16, rasionalisme pada abad ke-17, dan penceraha (Aufklarung) pada abad ke-18 M.

Demikian juga bahasa Arab telah berpengaruh besar di Eropa. Selama Islam berada di Andalusia, telah banyak nama-nama benda yang di kenal di Barat berasal dari Bahasa Arab. Karena lamanya Islam di sana, tidak kurang dari 7.000 kata-kata Spanyol yang berasal dari bahasa Arab.4

Demikian besar pengaruh peradaban Spanyol islam di Eropa, sehingga jika saja masyarakat Eropa tidak mempelajari peradaban-peradaban islam, bukan tidak mustahil bahwa Eropa masih tertinggal di belakang dalam hal peradaban dunia. Bangsa Eropa maju dalam ilmu pengetahuan dan peradaban dikarenakan mereka belajar kepada kaum muslimin terutama melalui berbagai literatur dari hasil karya kaum muslimin di Andalusia Spanyol.






















3 Dr. Badri Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam, hlm. 109

4  Menurut keterangan dari Dr. Alvano Machorodom Comins, ketua Comunidiad Musulmande Espana, lihat Dr.Abdullah Salim, M.A., Sumbangan Andalusia kepada Dunia Barat, hlm.61


15






BAB III

PENUTUP


A.  Kesimpulan

Dengan masuknya Islam ke Andalusia, mulai saat itu Islam mengalami perkembangan yang cukup pesat bahkan penyebarannya hingga ke benua eropa. selama tujuh abad, panji-panji islam berkibar di Andalusia. Bangsa Andalusia menjadi negara yang paling menjungjung tinggi peradaban di belahan eropa. Dari sinilah dapat ditarik pelajaran (ibrah) yang sangat penting bagi tumbuh kembangnya islam di Andalusia.


B.  Saran


Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, kami berharap kepada pembaca dapat memberikan kritik dan saran pada makalah ini. Untuk itu pada kesempatan ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya bila dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan belum sempurna. Dan akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat oleh pembaca sekalian.



























16






DAFTAR PUSTAKA






Amin, Samsul Munir. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: AMZAH.


Yatim, Badri. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Pers.


A, Salabi.2003.Sejarah Kebudayaan Islam II. Jakarta: PT. Pustaka Al Husna.


Hitti, Philip K. 2006. History Of The Arabs. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.


http://hidupituimpian.wordpress.com/2016/10/08/kemajuan-peradaban-islam-di-spanyol/andalusia/






































17

Mengenai Saya

Foto saya
نحن نحكم بالظواهر ويتولّى الله السرائر