BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Sering kita mendengar bahwa
peristiwa masa lalu bias dijadikan sebagai
“JAS MERAH”, sebenarnya kata
jas merah itu sendiri adalah “Jangan Sampai Melupakan Sejarah”. Apalagi kita
sebagai orang islam dan menuntut ilmu di
Universitas Islam tentunya
harus paham akan sejarah kebudayaan islam di masa lalu. Hal ini perlu agar kita
mampu menganalisa dan mengambil ibarah dari setiap peristiwa yang pernah
terjadi.
Dalam makalah kali
ini akan dibahas mengenai Islam di Andalusia. Andalusia yang kita kenal
sekarang semula disebut Vandala yang kemudian oleh bangsa arab disebut
Andalusia. Dan untuk lebih detailnya tentang perkembangan islam di Andalusia
ini akan di uraikan dalam bab pembahasan.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah perkembangan
Islam di Andalusia?
2.
Bagaimana kemajuan peradaban
Islam di Andalusia?
3.
Apa saja penyebab kemunduran
Islam di Andalusia?
4.
Bagaimana cara penyebaran
budaya islam di Eropa?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui perkembangan Islam
di Andalusia
2.
Mengetahui kemajuan peradaban
Islam di Andalusia
3.
Mengetahui penyebab
kemunduran Islam di Andalusia
4.
Mengetahui penyebaran budaya
islam ke Eropa.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN ISLAM DI ANDALUSIA
Sejak pertama kali menginjakkan
kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir disana, Islam
memainkan peranan yang sangat besar. Masa itu berlangsung lebih dari tujuh
setengah abad. Sejarah panjang yang dilalui umat Islam di spanyol itu dapat
dibagi menjadi enam periode yaitu :
1. Periode
Pertama (711-755 M)
Pada periode ini,
Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali, yang diangkat oleh khalifah
Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik
negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi,
baik datang dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa
perselisihan di antara elite penguasa, terutama berupa perbedaan etnis dan
golongan. Disamping itu terdapat perbedaan pandangan antara khalifah di
Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan. Masing-masing
mengaku bahwa merekalah yang berhak menguasai daerah Spanyol ini. Oleh karena
itu ada terjadi dua puluh kali pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam jangka
waktu yang amat singkat. Perbedaan pandanga politik itu menyebabkan seringnya
terjadi perang saudara. Hal ini ada hubungannya dengan perbedaan etnis,
terutama antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab. Didalam etnis Arab sendiri
terdapat dua golongan yang terus-menerus bersaing, yaitu suku Qais (Arab Utara)
dan Arab Yamani (Arab Selatan). Perbedaan etnis ini seringkali menimbulkan
konflik politik, terutama ketika tidak ada figur yang tangguh. Itulah sebabnya
di Spanyol pada saat itu tidak ada gubernur yang mampu mempertahankan
kekuasaannya untuk jangka waktu yang agak lama.
2
Gangguan dari luar datang dari
sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang bertempat tinggal di daerah-daerah
pegunungan yang memang tidak pernah tunduk kepada pemerintahan Islam. Gerakan
ini terus memperkuat diri. Setelah berjuang lebih dari 500 tahun, akhirnya
mereka mampu mengusir Islam dari bumi Spanyol. Karena seringnya terjadi konflik
internal dan berperang menghadapi musuh dari luar, maka dalam periode ini Islam
Spanyol belum memasuki kegiatan pembangunan di bidang peradaban dan kebudayaan.
Periode ini berakhir dengan datangnya Abdurrahman Ad-Dakhil ke Spanyol pada
tahun 138 H/755 M.
2.
Periode
Kedua (755-912 M)
Pada periode ini, Spanyol
berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar amir (panglima atau
gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan Islam, yang ketika itu
dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Bagdad. Amir pertama adalah Abdurahman I
yang memasuki Spanyol tahun 138 H/75 M dan diberi gelar Ad-Dakhil (Yang masuk
ke Spanyol). Dia adalah keturunan Bani Umayyah yang berhasil lolos dari kejaran
Bani Abbas ketika yang terakhir ini berhasil menaklukkan Bani Umayyah di
Damaskus. Selanjutnya ia berhasil mendiriksn dinasti Bani Umayyah di Spanyol.
Penguasa-penguasa Spanyol pada periode ini adalah :
Abdurrahman
Ad-Dakhil, Hisyam I,Hakam I, Abdurrahman Al-Ausath, Muhammad Ibnu Abdurrahman,
Mundzir Ibnu Muhammad dan Abdullah Ibnu Muhammad.
Pada periode ini,
umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan, baik dalam bidang
politik maupun dalam bidang peradaban. Abdurrahman Ad-Dakhil mendirikan Masjid
Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota besar Spanyol. Hisyam dikenal berjasa
dalam menegakkan hukum Islam, dan Hakam dikenal sebagai pembaharu dalam bidang
kemiliteran. Dialah yang memprakarsai tentara bayaran di Spantol. Sedangkan
Abdurrahman Al-Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu. Pemikiran
filsafat juga mulai
3
masuk pada periode ini,
terutama di zaman Abdurrahman Al-Ausath. Ia mengundang para ahli dari dunia
Islam lainnya untuk datang ke Spanyol sehingga kegiatan ilmu pengetahuan di
Spanyol mulai semarak.
Sekalipun demikian,
berbagai ancaman dan kerusuhan terjadi. Pada pertengahan abad ke 9 stabilitas
Negara terganggu dengan munculnya gerakan Kristen fanatik yang mencari
kesyahida (Martyrdom). Namun, Gereja Kristen lainnya di seluruh Spanyol tidak
menaruh simpati pada gerakan itu, karena pemerintah Islam diperbolehkan
mengembangkan memiliki pengadilan sendiri berdasarkan hokum Kristen.
Peribadatan tidak dihalangi. Lebih dari itu mereka diizinkan mendirikan gereja
baru, biara-biara disamping asrama rahib atau lainnya. Mereka juga tidak
dihalangi bekerja sebagai pegawai pemerintahan atau menjadi karyawan pada
instansi militer.
Gangguan politik yang paling
serius pada periode ini dating dari umat Islam sendiri. Golongan pemberontak di
Toledo pada tahun 852 M membentuk Negara kota yang berlangsung selama 80 tahun.
Di samping itu sejumlah orang yang tak puas membangkitkan revolusi. Yang
terpenting diantaranya adalah pemberontakan yang dipimpin oleh HAFSHUN ada
anaknya yang berpusat di pegunungan dekat Malaga. Sementara itu, perselisihan
antara orang-orang Barbar dan orang-orang Arab masih sering terjadi.
3. Periode
Ketiga (912 – 1013 M)
Periode ini
berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar An-Nasir
sampai munculnya “raja-raja kelompok” yang dikenal dengan sebutan muluk
al-thawaif.
Pada periode ini
Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar khalifah, penggunaan gelar
khalifah tersebut bermula dari berita yang sampai kepada Abdurrahman III, bahwa
Al-Muqtadir, khalifah Daulah Bani Abbas di Bagdad meninggal dunia dibunuh oleh
pengawalnya sendiri. Menurut penilaiannya, keadaan ini menunjukkan bahwa
suasana pemerintahan Abbasiyah sedang berada
4
dalam kemelut. Ia berpendapat bahwa saat ini merupakan saat
yang paling tepat untuk memakai gelar khalifah yang telah hilang dari kekuasaan
Bani Umayyah selama 150 tahun lebih. Karena itulah, gelar ini dipakai mulai
tahun 929 M. Khalifah-khalifah besar yang memerintah pada periode ini ada 3
orang, yaitu :
1.
ABDURRAHMAN AN-NASIR (912 –
961 M)
2.
HAKAM II (961 – 976 M)
3.
HISYAM II (976 – 1009 M)
Pada periode ini umat Islam
Spanyol mencapai puncak kemajuan, kejayaan, dan menyaingi kejayaan daulah
Abbasiyah di Bagdad. Abdurrahman An-Nashir mendirikan Universitas Cordova.
Perpustakaannya memiliki
koleksi ratusan ribu buku. Hakam II juga seorang kolektor buku dan pendiri
perpustakaan. Pada msa ini, masyarakat dapat menikmati kesejahteraan dan
kemakmuran. Pembangunan kota berlangsung cepat.
Awal dari kehancuran khalifah
Bani Umayyah di Spanyol adalah ketika Hisyam naik tahta dalam usia sebelas
tahun. Oleh karena itu kekuasaan actual berada di tangan para pejabat. Pada
tahun 981 M, khalifah menunjuk Ibn Abi’
Amir sebagai pemegang kekuasaan
secara mutlak. Dia seorang yang ambisius yang berhasil menancapkan kekuasaannya
dan melebarkan wilayah kekuasaan islam dengan menyingkirkan rekan-rekan dan
saingan-saingannya. Atas keberhasilan-keberhasilannya, ia mendapat gelar
Al-Mashur Billah. Ia wafat pada tahun 1002 M dan digantikan oleh anaknya
Al-Muzaffar yang masih dapat mempertahankan keunggulan kerajaan. Akan tetapi
setelah Al-Muzaffar wafat pada tahun 1008 M, ia digantikan oleh adiknya yang
tidak memiliki kualitas bagi jabatan itu. Dalam beberapa tahun saja, Negara
yang tadinya makmur dilanda kekacauan dan akhirnya kehancuran total. Pada tahun
1009 M Khalifah mengundurkan diri. Beberapa orang yang dicoba untuk menduduki
jabatan itu tidak ada yang sanggup memperbaiki keadaan. Akhirnya pada tahun
1013 M,
5
Dewan Menteri yang memerintah
Cordova menghapuskan jabatan khalifah. Ketika itu Spanyol sudah terpecah dalam
banyak sekali Negara kecil yahg berpusat di kota-kota tertentu.
4. Periode Keempat (1013 – 1086 M)
Pada periode ini,
Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh Negara kecil dibawah
pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukuth-Thawaif, yang berpusat di
suatu kota seperti Sevilla, Cordova, Toledo, dan sebagainya. Yang terbesar
diantaranya adalah Abadiyah di Sevilla. Pada periode ini umat Islam Spanyol
kembali memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang
saudara, ada diantara pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada
raja-raja Kristen. Melihat kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik
Islam itu, untuk pertama kalinya orang-orang Kristen pada periode ini mulai
mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun kehidupan politik tidak stabil, namun
kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Istana-istana
mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari satu
istana ke istana lain.
5. Periode Kelima (1086 – 1248 M)
Pada periode Islam Spanyol
meskipun masih terpecah dalam beberapa Negara, tetapi terdapat satu kekuatan
yang dominan, yaitu kekuasaann Dinasti Murabitun dan Muhawidun. Dinasti
Murabitun pada mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf
Ibnu Tasyfin di Afrika Utara pada tahun 1062M. ia berhasil mendirikan
sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy, ia masuk ke Spanyol atas undangan
penguasa Islam disana yang telah memikul beban berat perjuangan mempertahankan
negerinya dari serangan orang-orang Kristen.
Ia dan tentaranya memasuki
Spanyol pada tahun 1086 M dan berhasil mengalahkan pasukan Castilia. Karena
perpecahan di kalangan raja muslim, Yusuf melangkah lebih jauh untuk menguasai
Spanyol dan ia berhasil untuk itu.
6
Akan tetapi penguasa sesudah
Ibnu Tasyfin adalah raja yang lemah. Pada tahun 1943 M, kekuasaan dinasti ini
berakhir, baik di Afrika Utara maupun Spanyol dan digantikan oleh Dinasti
Muwahidun. Pada masa dinasti Murabitun, Saragosa jatuh ke tangan Kristen,
tepatnya tahun 1118 M. di Spanyol sendiri sepeninggal dinasti ini, pada mulanya
muncul kembali dinasti-dinasti kecil, tapi hanya berlangsung tiga tahun. Pada
tahun 1146 M penguasa dinasti Muwahidun didirikan oleh Muhammad Ibnu Tumart.
Dinasti ini datang ke Spanyol
dibawah pimpinan Abdul Mun’im. Antara tahun 1114 M dan 1154 M, kota-kota muslim
penting : Cordova, Almeria dan Granada jatuh dibawah kekuasaannya. Untuk jangka
beberapa decade, dinasti ini mengalami banyak kemajuan kekuatan-kekuatan
Kristen dapat dipikul mundur. Akan tetapi, tidak lama setelah itu, Muwahhidun
mengalami keambrukan. Pada tahun 1212 M, tentara Kristen memperoleh kemenangan
besar di Las Navas de Tolesa. Kekalahan-kekalahan yang dialami
Muwahhidun menyebabkan penguasanya memilih untuk meninggalakan Spanyol
dan kembali ke Afrika Utara tahun 1235 M. keadaan Spanyol kembali runyam,
berada dibawah penguasa-penguasa kecil. Dalam kondisi demikian umat Islam tidak
mampu bertahan dari serangan-serangan Kristen yang semakin besar. Tahun 1238 M
Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan Sevilla jatuh tahun 1248 M.
seluruh Spanyol kecuali Granada lepas dari kekuasaan Islam.
6. Periode Keenam (1248 – 1492 M)
Pada periode ini, Islam hanya
berkuasa di daerah Granada, dibawah dinasti
Bani Ahmar (1232
– 1492 M). peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman
Abdurrahman An-Nasir. Akan tetapi secara politik, dinasti ini hanya berkuasa di
wilayah yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di
Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperbaiki
kekuasaan. Abu Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya
karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantunya menjadi raja.
7
Dia memberontak dan
berusaha merampas kekuasaan. Dalm pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan
digantikan oleh Muhammad Ibnu
Sa’ad.
Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdinand dan Isabella untuk
menjatuhkannya. Dan penguasa Kristen ini dapat mengalahkan penguasa yang sah
dan Abu Abdullah naik tahta. Tentu saja, Ferdinand dan Isabella yang
mempersatukan dua kerajaan besar Kristen melalui perkawinan itu tidak cukup
merasa puas. Keduanya ingin merebut kekuasaan terakhir umat islam di Spanyol. Abu
Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan orang Kristen tersebut. Dan peda
akhirnya mengaku kalah. Ia menyerahkan kekuasaan kepada Ferdinand dan Isabella,
kemudian hijrah ke Afrika Utara. Dengan demikian beakhirlah kekuasan Islam di
Spanyol tahun 1492 M. Umat Islam setelah itu dihadapkan kepada dua pilihan,
masuk Kristen atau pergi meninggalakan Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh
dikatakan tidak ada lagi umat islam di daerah ini.
B. KEMAJUAN PERADABAN
ISLAM DI ANDALUSIA
Dalam masa lebih
dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah mencapai kejayaan
. Banyak prestasi yang di peroleh,bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan kemudian
dunia, kepada kemajuan yang lebih kompleks.1
1. Kemajuan
Intelektual
a. Filsafat
Minat terhadap
filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abat ke-9 M selama
pemerintahan Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M).
Atas inisiatif
al-Hakam (961-976 M) karya-karya ilmiah dan filosofis dipelopori dari timur
dalam jumlah besar, sehingga dengan perpustakaan dan universitas-universitasnya
mammpu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia Islam.
Semua yang dilakuakn oleh para pemimpin dinasti Bani Umayyah di Spanyol ini
merupakan persiapan untuk melahirkan filosof- filosof besar pada masa
sesudahnya.

1 Dr. Badrin
Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam.
8
Tokoh utama pertama dalam
sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn al-sayigh yang lebih
dikenal dengan ibn Bajjah. Masalah yang dikemukakannya bersifat etis dan
eskatologis. Magnum opusnya adalah Tadbir al-Mutawahhid.
Tokoh utama kedua adalah Abu
Bakr ibn Thufail. Ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi dan filsafat.
Tokoh filsafat islam Spanyol
lainnya adalah Ibnu Rusyd yang di Eropa terkenal dengan Averros dari Cordova
pengikut aliran Aristoteles. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayah
al-Mujtahid.
b. Sains
Ilmu-ilmu kedokteran, fisika,
matematika, kimia, astronomi dan lain-lain juga berkembang dengan baik. Dalam
bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak
pemikiran terkenal. Beberapa tokoh sains dalam bidang Astronomi, yaitu Abbas
ibn Famas termashur dalam ilmu kimia dan astronnomi. Ia adalah orang pertama
yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Kemudian Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash,
Ia dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan Ia juga berhasil
membuat teropong modrn . adapun dibidang kedokteran yaitu, Ummul al-Hasan binti
Abi Ja’far,seorang tokoh dokter wanita. Dalam bidang geografi, Ibnu Jubar
menulis tentang negeri-negeri muslim. Ibnu Batuthah mengelilingi samudra Pasai
dan Cina. Sedangkan Ibnu Khaldun adalah perumus filsafat sejarah.
c. Bahasa dan Sastra
Bahas Arab telah
menjadi Bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu dapat
diterima oleh Islam maupun non –Islam. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir
dalam Bahasa Arab, baik berbicara maupun tata bahasa, di antaranya: Ibnu
Sayyidin, Muhammad bin Malik, Ibnu Khuruf, Ibnu al-Hajj, Abu al- Asyibili, Abu
al-Hasan Usfur, Hayyan al- Gharnathi dan banyak yang lainnya.
d. Musik
dan Kesenian
9
Dalam bidang seni dan suara,
Spanyol Islam mencapai kecemerlangan denga tokohnya Hasan ibn Nafi yang
mendapat gelar Zaryab dan Ia juga terkenal sebagai pencipta lagu-lagu. Ilmu
yang dimilikinya itu ditirunkan kepada anak keturunannya dan juga kepada
budak-budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.
2. Bidang
Keilmuan Keagamaan
a. Tafsir
Salah satu yang
mufasir yang terkenal dari Andalusia adalah Al-Qurtubi. Nama lengkapnya adalah
Abu Abdillah Muhammad al-Andalusia. Adapu karyanya dalam bidang tafsir adalah Al-jami’u
li Ahkam Alquran, kitab tafsir yang terdiri dari 20 jilid ini terkenal
dengan nama Tafsir Al-Qurtubi.
b. Fiqh
Dalam bidang fiqh, Spanyol
Islam dikenal sebagai pusat penganut mazhab Maliki. Yang memperkenalkan mazhab
ini di Spanyol adalah Ziad ibn Abdurrahman. Perkembangan selanjutnya diturunkan
oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadhi pada masa Hisyam ibn Abdurrahman. Ahli-ahli
fiqh lainnya diantaranya adalah Abu Bakar bin al-Quthiyah, Muniz bin Sa’id
al-Baluthi, Ibnu Rusyd, penulis kitab Bidayah Al-Mujtahid wa Nihayah
Al-Muqtasid , Asyi Syaitibi, penulis kitab Al-Muwafaqat fi Ushul
Asy-Syari’ah ( ushul fiqh), dan Ibnu Hazm.
3. Kemajuan di
Bidang Arsitektur Bangunan
Kemegahan banguna fisik Islam
Spanyol angat maju, dan mendapat perhatian umat Islam dan penguasa. Umumnya
banguna-banguna di Andalusi memiliki nilai arsitertur yang sangat tinggi. Dalam
perdagangan, jalan-jalan dan pasar dibangun. Demikian juga dibidang pertanian.
Dam-dam, kanal-kanal, saluran sekunder, tersier, dan jembatan-jembatan air
didirikan.
Pembanguna-pembangunan fisik
yang paling menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan
kota, istana, masjid, permukiman, dan taman-taman.
10
a. Cordova
Cordova adalah salah satu kota utama
Visigoth, yang kemudian diambil
alih oleh Bani Umayyah. Oleh penguasa Muslim, Kota Cordova
dibangun dan diperindah. Jembatan besar yang dibangun diatas sungai yang
mengalir ditengah kota. Taman-taman yang menghiasi ibukota. Disekitaran ibukota
berdiri istana-istana yang megah. Di antara kebanggaan kota Cordova lainnya
adalah masjid Agung Cordova. Kota ini memiliki masjid sebanyak 491 masjid.
b. Granada
Granada
adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. Disana berkumpul
sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikiran Islam.
Arsitektur-arsitektur
bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana Al-Hambra yang indah megah adalah
pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam. c. Sevilla
Kota sevilla terkenal dengan
Giralda, salah satu Menara terindah di benua Eropa. Menara ini dulunya adalah
minaret (Menara masjid) yang kini beralih fungsi sebagai Menara lonceng
Katedral Seville. Sevilla telah berada di bawah kekuasaan Islam selama kurang
lebih 500 tahun. Pada masa pemerintaha Yusuf Abu Ya’kub, didirikan salah satu
bangunan masjid yang kini berubah fungsi menjadi gereja dengan nama Santa Maria
dela Sede. Kota ini jatuh pada tangan Raja Ferdinand pada tahun 1248 M.
d. Toledo
Ketika
Romawi menguasai kota Toledo, kota ini dijadikan ibukota kerajaan. Dan ketika
Tharik Bin Ziyad menguasai Toledo tahun 712 M, kota ini dijadikan pusat
kegiatan umat Islam, terutama dalam bidang pengetahuan dan penerjemahan.
Beberapa masjid dibangun pada masa itu, dan ketika Toledo direbut oleh Raja
Alfenso Vl masjid-masjid tersebut berubah kegunaannya menjadi gereja.
Banyak
faktor-faktor yang mendukung kemajuan Islam di Spanyol, antara lain didukung
oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat dan berwibawa,
11
yang mampu mempersatukan
kekuatan umat islam, seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, Abdurrahman Al-Wasith, dan
Abdurrahman An-Nashir.
Kegiatan politik para pemimpin ditunjukkan
oleh kebujakan para penguasa lainnya yang mempelopori kegiatan ilmiah.
Disamping itu, toleransi ditegakkan oleh para pengusaha terhadap penganut agama
Kristen dan Yahudi, sehingga mereka ikut berpartisipasi mewujudkan peradaban
Arab Islam Spanyol.
C. KEMUNDURAN DAN KEHANCURAN ISLAM DI ANDALUSIA
Dalam masa kekuasaan Islam di
Spanyol yang begitu lama tentu memberikan catatan besar dalam mengembangkan dan
memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi peradaban dunia. Namun, sejarah
panjang yang telah diukir kaum muslim menuai kemunduran dan kehancuran.
Kemunduran dan kehancuran disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
1. Konflik Islam dengan Kristen
Keadaan ini berawal
dari kurang maksimalnya para penguasa muslim di Andalusia dalam melakukan
proses Islamisasi. Hal ini mulai terlihat ketika masa kekuasaan setelah
al-Hakam II yang dinilai tidak secakap dari khalifah sebelumnya. Bagi para
penguasa, dengan ketundukan kerajaan-kerajaan kristen dibawah kekuasaan kristen
hanya dengan membayar upeti saja, sudah cukup puas bagi mereka. Mereka
membiarkan umat Kristen menganut agamanya dan menjalankan hukum adat dan
tradisi kristen, termasuk hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan
senjata.
Namun, kehadiran Arab Islam
tetap dianggap sebagai penjajah sehingga malah memperkuat nasionalisme
masyarakat Spanyol Kristen. Hal ini menjadi salah satu penyebab kehidupan
negara Islam di Andalusia tidak pernah berhenti dari pertentangan antara Islam
dan Kristen. Akhirnya pada abad ke-11, umat Islam Andalusia mengalami
kemunduran, sedang umat Kristen memperoleh kemajuan pesat dalam bidang IPTEK
dan strategi perang.
2. Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Hal ini terjadi hingga abad
ke-10 atas perlakuan para penguasa muslim sebagaimana politik yang dijalankan
Bani Umayyah terhadap para mu’allaf yang
12
berasal dari umat setempat. Mereka diperlakukan tidak sama
seperti tempat-tempat daerah taklukan Islam lainnya. Kenyataan ini ditandai
dengan masih diberlakukannya istilah ibad dan muwalladun, suatu
ungkapan yang dinilai merendahkan.
Akhirnya
kelompok-kelompok etnis non-Arab terutama etnis Salvia dan Barbar, sering
menggerogoti dan merusak perdamaian. Hal ini menimbulkan dampak besar bagi
perkembangan sosio-ekonomi di Andalusia. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
ideologi pemersatu yang mengikat kebangsaan mereka. Bahkan banyak diantara
mereka yang berusaha menghidupkan kembali fanatisme kesukuan guna mengalahkan
Bani Umayyah.
3. Kesulitan Ekonomi
Dalam catatan sejarah, pada
paruh kedua masa Islam di Andalusia, para penguasa begitu aktif mengembangkan
ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, sehingga mengabaikan pengembangan
perekonomian. Akibatnya timbul kesulitan ekonomi yang memberatkan dan
berpengaruh bagi perkembangan politik dan militer. Kenyataan ini diperparah
lagi dengan datangnya musim paceklik dan membuat para petani tidak mampu
membayar pajak. Selain itu, penggunaan keuangan negara tidak terkendali oleh
para penguasa muslim.
4. Tidak jelasnya Sistem Peralihan
kekuasaan
Kekuasaan merupakan hal yang
menjadi perebutan diantara ahli waris. Karena inilah kekuasaan Bani Umayyah
runtuh dan Muluk al-Thawaif muncul. Maka, Granada yang awalnya menjadi pusat
kekuasaan Islam terakhir di Spanyol akhirnya jatuh ke tangan Ferdinand dan
Isabella.
5. Keterpencilan
Spanyol Islam
bagaikan negeri terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang
sendirian, tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrika Utara. Oleh karena itu,
tidak ada kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.
13
D. PENYEBARAN BUDAYA ISLAM KE EROPA
Spanyol merupakan
tempat paling utama bagi Eropa untuk menyerap peradaban Islam, baik dalam
bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antarnegara.
Kemajuan Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang kepada
khazanah ilmu pengetahuan islam yang berkembang di periode klasik. Memang
banyak saluran bagaimana peradaban islam mempengaruhi eropa, seperti Sicilia
dan Perang Salib, tetapi saluran terpenting adalah Spanyol Islam. Orang-orang
Eropa menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah kekuasaan islam jauh
meninggalkan tetangga-tetanggannya Eropa, terutama dalam pemikiran dan sains di
samping bangunan fisik.2
Tokoh Spanyol Islam yang sangat
berpengaruh terhadap pemikiran di Eropa ialah Ibn Ruyd, yang di kenal di Eropa
Averros (1120-1198 M). Averros di kenal sebagai orang yang melepaskan belenggu
taklid dan menganjurkan kebebebasan berpikir. Pengaruh Averros demikian besar
di Eropa, sehingga muncul gerakan Averroeisme (Ibnu Rusydisme) yang menuntut
kebebasan berpikir. Pihak gereja menolak pemikiran rasional yang di bawa
gerakan Averroisme ini.
Pengaruh-pengaruh
peradaban islam, termasuk di dalamnya pemikiran Ibnu Rusyd ke Eropa berawal
dari banyaknya pemuda-pemuda Kristen Eropa yang belajar di berbagai universitas
islam di Spanyol. Selama belajar di Spanyol, mereka aktif menerjemahkan
buku-buku ilmuwan muslim, Pusat penerjemahan buku adalah di Toledo. Setelah
pulang ke Negerinya, mereka mendirikan sekolah dan universitas yang sama.
Universitaas pertama di Eropa adalah universitas Paris yang didirikan pada
tahun 1231 M, 30 tahun setelah wafatnya Ibnu Rusyd. Di akhir zaman pertengahan
Eropa, baru berdiri 18 buah universitas. Di dalam universitas-universitas islam
di ajarkan, seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti, dan

2 Philip K. Hitti,
op., hlm 526-530
14
filsafat. Pemikiran filsafat
yang paling banyak di pelajari adalah pemikiran Al-Farabi, Ibnu Sina, dan Ibnu
Rusyd.3
Akan tetapi, walaupun Islam
akhirnya terusir dari negri Spanyol dengan cara yang sangat kejam, namun ia
telah membidani gerakan-gerakan penting di Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah
kebangkitan kembali kebudayaan Yunani Klasik (renaissance) pada abad ke-14 M,
yang bermula di Italia, gerakan reformasi pada abad ke-16, rasionalisme pada
abad ke-17, dan penceraha (Aufklarung) pada abad ke-18 M.
Demikian juga bahasa Arab telah
berpengaruh besar di Eropa. Selama Islam berada di Andalusia, telah banyak
nama-nama benda yang di kenal di Barat berasal dari Bahasa Arab. Karena lamanya
Islam di sana, tidak kurang dari 7.000 kata-kata Spanyol yang berasal dari
bahasa Arab.4
Demikian besar
pengaruh peradaban Spanyol islam di Eropa, sehingga jika saja masyarakat Eropa
tidak mempelajari peradaban-peradaban islam, bukan tidak mustahil bahwa Eropa
masih tertinggal di belakang dalam hal peradaban dunia. Bangsa Eropa maju dalam
ilmu pengetahuan dan peradaban dikarenakan mereka belajar kepada kaum muslimin
terutama melalui berbagai literatur dari hasil karya kaum muslimin di Andalusia
Spanyol.

3 Dr. Badri Yatim,
M.A., Sejarah Peradaban Islam, hlm. 109
4 Menurut
keterangan dari Dr. Alvano Machorodom Comins, ketua Comunidiad Musulmande
Espana, lihat Dr.Abdullah Salim, M.A., Sumbangan Andalusia kepada Dunia Barat,
hlm.61
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan masuknya Islam ke
Andalusia, mulai saat itu Islam mengalami perkembangan yang cukup pesat bahkan penyebarannya
hingga ke benua eropa. selama tujuh abad, panji-panji islam berkibar di
Andalusia. Bangsa Andalusia menjadi negara yang paling menjungjung tinggi
peradaban di belahan eropa. Dari sinilah dapat ditarik pelajaran (ibrah) yang
sangat penting bagi tumbuh kembangnya islam di Andalusia.
B. Saran
Kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, kami berharap kepada pembaca
dapat memberikan kritik dan saran pada makalah ini. Untuk itu pada kesempatan
ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya bila dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan dan belum sempurna. Dan akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat oleh pembaca sekalian.
16
DAFTAR PUSTAKA
Amin,
Samsul Munir. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: AMZAH.
Yatim,
Badri. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Rajawali Pers.
A,
Salabi.2003.Sejarah Kebudayaan Islam II. Jakarta: PT. Pustaka Al Husna.
Hitti, Philip K.
2006. History Of The Arabs. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.
http://hidupituimpian.wordpress.com/2016/10/08/kemajuan-peradaban-islam-di-spanyol/andalusia/
17