Total Tayangan Halaman

Kamis, 27 Oktober 2016

Makalah MASA PEMERINTAHAN DINASTI UMAYYAH








BAB I


PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

Agama dan Islam adalah dua hal yang sering sekali diperdebatkan orang, dan menimbulkan berbagai kerancuan dan ketidakjelasan, dari situlah sebagian besar ulama beranggapan bahwa Islam bukanlah peradaban yang sempurna, hal tersebut tentu bertolak belakang seperti yang dikatakan oleh H. A. R. Gibb (1859-1940).

Menanggapi hal tersebut ulama sepakat bahwa Islam adalah agama yang mampu menguasai peradaban dunia dalam berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, filsafat, sastra, dan ilmu-ilmu yang lainnya. Juga mampu melahirkan ilmuan-ilmuan yang menjadi tokoh pada bidangnya masing masing, seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Faraby, AlKhawarizm dan tokoh tokoh lainnya. Hal tersebut membuktikan bahwa Islam mampu menguasai peradaban dunia.1

Dua kerajaan besar punggawa masa keemasan Islam, yaitu Umayyah, dan Abbasiyah terkenal sebagai pelopor ilmu pengetahuan.

Dua kerajaan tersebut membentuk pemerintahannya sebagai dinasti yang cenderung otoriter dan memilih kekuasaan mutlak, tanpa menghiraukan keteladanan Nabi Muhammad SAW. Tentu sangat berbeda jauh dengan system pemerintahan pada masa Khalifaurrasyiddin.

Muawiyyah bin Abu Sofyan adalah perintis Dinasti Umayyah, dimana hal tersebut dilakukan dengan strategi politik yang sangat menguntungkan dirinya. Yakni, menolak pembaiatan Ali dan memilih

1 Prof. H. Abdurrahman Mas’ud, M. A., Ph. D., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: AMZAH, 2016) pembukaan.


1






berperang kemudian mengajak berdamai dan iapun mendapatkan kekuasaan dengan mudah.2

Meskipun cara Muawiyah yang berkonotasi kotor, namun tidak dapat dipungkiri bahwa munculnya Dinasti Umayyah memiliki kontribusi yang besar dalam perkembangan Islam dan peradaban dunia yang dikuasai oleh Islam.

B.    Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ada dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

1.      Bagaimana sejarah berdirinya Dinasti Umayyah ?

2.      Bagaimana sistem pemerintahan pada masa Dinasti Umayyah ?

3.      Bagaimana perkembangan Islam pada masa Dinasti Umayyah ?

4.      Bagaimana masa kehancuran Dinasti Umayyah ?


































2 http://akbarbarka.blogspot.co.id/ diakses pada tanggal 23 september 2016 jam 09.00WIB

2






BAB II


PEMBAHASAN



A. Latar Belakang Berdirinya Dinasti Umayyah

Nama dinasti umayyah di nisbatkan kepada Umayyah bin Abd Syams bin Abd Manaf .ia adalah salah tokoh penting di tengah orang-orang quraisy pada zaman jahiliyyah ,ia dan pamannya Hasyim bin Abdu Manaf selalu bertarung dalam memperebutkan kekuasaan dan kedudukan.

Awal berdirinya dinasti umayyah ini didasari ketika terjadinya pertikaian sahabat muawiyah dan sahabat Ali bin Abi Tholib saling berperang atau bisa di bilang ketika terjadinya perang saudara di siffin dan terjadi tahkim , peresmian nya kekhalifaan muawiyah ini terjadi pada tahun 41 H. Pada awalnya umat islam ketika Ali bin Abi Tholib meninggal dunia mereka membaiat Hasan bin Ali bin Abi Tholib sebagai pengganti ayahnya untuk menjadi khalifah pada saat itu, tetapi karena Hasan menyadari akan kelemahan dirinya maka dia berdamai dengan Muawiyah bin Abu Sufyan dan pada masa itu di kenal dengan sebutan `amul jama`ah

,tahun persatuan.

Ketika Muawiyah memimpin ke khalifahannya ia memindahkan pusat permintahan nya dari Kufah ke kota Damaskus. Muawiyah juga menjadi khalifah, bukan hanya karena terjadinya pernang siffin ataupun terbunuhnya khalifah ali bin abi thalib atau penyerahan Hasan bin Ali bin Abi Tholib tetapi Muawiyah memiliki jiwa dalam dirinya sebagai seorang pemimpin, yaitu :

a.      Dapat dukungan dari rakyat Suriah dan juga dari keluarga Bani Umayyah sendiri.

b.      Seorang Administator yang bijaksana.







3






c.      Dapat menjadi seorang “hilm” yaitu seseorang yang bisa mengambil keputusan keputusan yang tepat walaupun memiliki intimidasi atau paksaan untuk masyarakat.

Dan muawiyah bin abu sufyan ini sangat berani sekali mengambil sikapnya sebagai pemimpin yang memilih atau mengangkat seorang khalifah itu dalam bentuk turun menurun (monarchy heredity) dan juga sebelum meninggal nya muawiyah dia sudah membaiat anaknya yazid agar dapat menggantikan nya menjadi seorang khalifah setelahnya.



B.    Sistem Pemerintahan masa Dinasti Umayyah.



a.Sistem pergantian khalifah pada masa dinasti umayyah


Saat Muawiyah bin Abu Sufyan sebelum menjabat menjadi Khalifah, ia di haruskan menyetujui syarat perjanjian kepada imam hasan atau bisa dibilang kalau lah Muawiyah mau berkompromi dengan Hasan bin Ali bin Abi Tholib syrat perjanjian itu adalah sebagai berikut;

a.      Muawiyah tidak menunjuk penggantinya, dan harus mengikuti kesepakatan dewan muslim untuk memilih khalifah yang dinilai memenuhi syarat.

b.      Muawiyah tidak mengganggu ketenangan kaum muslim,dan menjaga keamanan mereka.

c.      Keluarga dan wakil Ali bin Abi Tholib harus mendapat jaminan keamanan diamapun mereka berada.

d.     Muawiyah harus membayar 55000 dirham kepada Hasan bin Ali bin Abi Tholib.

Muawiyah menulis sendiri surat perjanjian damai dan mengirimkannya

kepada Hasan bin Ali. Tulis Muawiyah “Aku berkompromi kepada Anda




4






syarat kekhalifahan sepeninggalku adalah kekhalifahan Anda,Aku tidak akan menggangu Anda,Aku membayar Anda 1 juta dirham yang diambil dari dana publik ditambah pajak Fasa dan Darabj ird” menurut catatan Baladzuri. ” Rasul Ja`farian,sejarah islam,(jakarta:Lentera 2006),hlm.461”

Ketika terjadinya kesepakatan antara Muawiyah dan Hasan bin Ali maka tahun itu di sebut dengan “tahun persatuan” menurut pandangan

Muawiyah padahal tahun itu “tahun perpecahan, tahun amarah, tahun kekerasan dan tahun mayoritas” Rasul Ja`farian,sejarah islam,(jakarta:Lentera 2006),hlm.476”

Saat pemerintahan sudah berlangsung lama di pimpin oleh kekhalifahan Muawiyah bin Abu Sufyan. Muawiyah sama sekali tidak mematuhi semua persyaratan yang di setujuinya sendiri dalam perjanjiannya dengan Hasan. Muawiyah membunuh Hujr dan sahabat-sahabat Hujr,mengangkat Yazid sebagai penggantinya,tidak menyerahkan perkara suksesi kepada dewan,bahkan meracuni Hasan. ” Rasul Ja`farian,sejarah islam,(jakarta:Lentera 2006),hlm.465”

Muawiyah datang ke Kufah dan mengatakan,” Aku memang menyetujui semua syarat hanya untuk memadamkan api aksi provokasi dan untuk mendamaikan umat,tapi sekarang persetan denga dengan semua syarat itu” Ansap al-Asyraf,jil.3.hlm.44-46;al-Futuh,jil.4.hlm.163.Syarh Nahj al-Balaghah,jil.16.hlm.46”

Dari pernyataan diatas kita bisa melihat kalau Muawiyah ini mengangkat atau memilih penggantinya sendiri yaitu pengganti nya Yazid bin Muawiyah dan tidak peduli dengan perjanjiannya kepada Hasan dan bukan hanya itu Muawiyah juga melakukan pembunuhan terhadap Hasan dengan meracuninya.

Jadi dari pernyataan itu kita dapat menyimpulkan bahwasanya sistem pemerintahan pergantian Khalifah menggunakan sistem turun menurun (monarchy heredity).


5






Kita juga bisa melihat dari kelanjutan pemerinahan ini yaitu dimana semua pemilihannya atas dasar penunjukan dari Bani Umayyah itu sendiri dan mereka bersikap siapa yang kuat dan dapat mengambil alih maka dia akan berkuasa.



b.                  Khalifah Dinasti Umayyah



Memasuki masa kekuasaan Muawiyah yang menjadi menjadi awal kekuasaan Bani Umayyah, pemerintahan yang bersifat demokratis berubah menjadi monarki (kerajaan turun temurun) kekhalifaan muawiyah diperoleh dari diplomasi, kekerasan, dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau dengan suara terbanyak. Kesuksesan turun temurun diperoleh dimulai ketika muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya menyatakn setia terhadap anaknya, Yazid. Muawiyah bermaksud mencontoh monarki di Persia dan Bizantium. Dia memang mengunakan istilah khalifah, namun, dia memberi interpretasi baru dari kata kata itu untuk mengagunggakan jabatan tersebut. Dia menyebutnya dengan “Khalifah Allah” dalam pengertian “penguasa” yang diangkat oleh Allah SWT.3

Kekuasaan bani umayyah berumur kurang lebih 90 tahun. Ibu kota dipindahkan muawiyah dari Madinah ke Damaskus. Tempat ia berkuasa sebagai gubernur sebelumya. Dinasti Bani umayyah dipimpin oleh bebarapa khalifah:

1.                        Muawiyyah bin Abi Sufyan {tahun 40-64 H/661-680 M}

2.                        Yazid bin Muawiyah {tahun 61-64 H/680-683 M}

3.                        Muawiyah bin Yazid {tahun 64-65 H/683-684 M}

4.                        Marwan bin Hakam {tahun 65-66 H/684-685 M}


3 Badri yatim,Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011) hal. 42.


6






5.                        Abdul Malik bin Marwan {tahun 66-86 H/685-705 M}

6.                        Walid bin ‘Abdul Malik {tahun 86-97 H/705-715 M}

7.                        Sulaiman bin ‘Abdul Malik {tahun 97-99 H/715-717 M}

8.                        ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz {tahun 99-102 H/717-720 M}

9.                        Yazid bin ‘Abdul Malik {tahun 102-106 H/720-724M}

10.                    Hisyam bin Abdul Malik {tahun 106-126 H/724-743 M}

11.                       Walid bin Yazid {tahun 126 H/744 M}

12.                       Yazid bin Walid {tahun 127 H/744 M}

13.                       Ibrahim bin Walid {tahun 127 H/744 M}

14.                       Marwan bin Muhammad {tahun 127-133 H/744-750 M}

Khalifah – khalifah besar dinasti bani umayyah ini adalah Muawiyyah bin Abi Sufyan {tahun 40-64 H/661-680 M}, Abdul Malik bin Marwan {tahun 66-86 H/685-705 M}, Walid bin ‘Abdul Malik

{tahun 86-97 H/705-715 M},‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz {tahun 99-102 H/717-720 M}, Hisyam bin Abdul Malik {tahun 106-126 H/724-743 M}.4

C. Perkembangan Islam masa Dinasti Umayyah

a.            Perluasan Daerah

Ekspansi  yang  terhenti  pada  masa  khalifah  Usman  dan  Ali

dilanjutkan kembali oleh dinasti ini, dizaman muawiyah, Tunisia dapat ditaklukan. Disebelah timur, Muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul. Ankatan lautnya melakukan serangan- serangan ke ibu kota Bizantium, Konstatinopel. Ekspentasi ke timur dilakukan oleh muawiyah kemudian dilanjutka oleh khalifah Abdul Al Malik Dia mengirim tentaranya menyebrangi sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan balkh, Bukhara, Khawariz, Ferghana, dan samrkand. Tentaranya bahkan sampai ke India dan dapat menguasia Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan
4 Albert Hourani, Sejarah Bangsa-Bangsa Muslim ( Bandung : Mizan, 2004 ) hlm. 867.


7






Ekspansi ke barat secara besar besaran dilanjutkan di zaman Al Walid ibn Abdul Malik. Masa pemerintahan Walid adalah masa ketemtraman, kemakmuran, dan ketertiban. Umat islam merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya yang kurang lebih berjalan selama sepuluh tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika utara menuju barat daya, benua eropa yaitu pada tahun 711 M. Setelah aljazair dan Maroko dapat ditaklukan, Thariq bin Ziyad, pemimpin pasukan islam, dengan pasukannya menyebrangi selat yang memisahkan antara Maroko dan Benua Eropa dan mendrat di suatu tempat yang dikenal dengan Giblartal (JABAL THARIQ). Tentara spanyol dapat dikalahkan. Dengan demikian, spanyol menjadi sasaran ekspansi selanjutnya, ibu kota spanyol Kordova dengan cepat dapat ditaklukan. Meyusul setelah kota kota lain seperti sevilla, Elvira dan Toledo yang dijadikan ibukota spanyol yang baru setelah jatuhnya kordova. Pasukan islam menang dengan mudah karena mendapat dukungan dari rakyat setempat yang telah lama menderita akibat kekejaman penguasa. Di zaman umar ibn abd aziz serangan dilakukan ke prancis melalui pegunungan Piranee, serangan ini dipimpin oleh abd al rahman ibn Abdullah al ghafiti. Ia mulai menyerang Bordeau, Poitiers. Dari sana ia mencoba menyebrang Tours, al ghafiti terbunuh dan tentaranya kembali ke spanyol. Di samping daerah daerah diatas, pulau pulau yang terdapat di laut tengan jatuh pada tangan islam pada zaman bani umayyah ini.

Dengan keberhasilan ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah kekuasaan islam benar benar luas. Daerah daerah itu meliputi spanyol, afrika utara, syiria, palestina, jazirah Arabia, irak sebagian asia kecil, Persia, afganistan, daerah sekarng yang disebut Pakistan, purkemenia, uzbek,dan kirgis di asia tengah



b.    Kemajuan Dinasti Bani Umayyah




8






1.   Dalam bidang sosial

Bani Umayyah telah membuka terjadinya kontak antara bangsa-bangsa Muslim (Arab) dengan negeri-negeri taklukan yang terkenal memiliki kebudayaan yang telah maju seperti Persia, Mesir, Eropa dan sebagainya. Hubungan tersebut melahirkan kreatifitas baru yang menakjubkan di bidang seni dan ilmu pengetahuan5. Dan juga pula Bani Umayyah telah mengumpulkan anak-anak yatim, diberinya mereka jaminan hidup, dan disediakannya para pendidik untuk mereka. Orang-orang cacat, disediakannya pelayan-pelayan khusus. Orang-orang buta, disediakannya pula para penuntun. Dan orang-orang yang berpeyakit kusta di tempetkannya dalam suatu rumah yang khusus, hingga mereka tidak keluar ke tempat yang ramai. Dan untuk penderita penyakit lumpuh diberinya seorang pelayan.6

2. Dalam bidang budaya

Abdul Malik mengarahkan kantor-kantor pemerintahan yang berada di Syam memakai bahasa Yunani sebagai bahasa resmi. Dan yang di Persia memakai bahasa Persia. Sedang di Mesir memakai bahasa Qibhti. Maka Abdul Malik menetapkan untuk memindahkan semua itu ke dalam bahasa Arab. Dan juga membuat mata Uang dengan cara yang teratur dengan menggunakan bahasa Arab7

3.   Dalam bidang politik

Bani Umayyah menyusun tata pemerintahan yang sama sekali baru, untuk memenuhi tuntunan perkembangan wilayah dan administrasi kenegaraan yang semakin kompleks. Selain mengangkat majelis penasehat sebagai pendamping, khalifa Bani Umayyah juga dibantu oleh beberapa orang sekretaris untuk pelaksanaan tugas, yang meliputi:

5 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2015) hal. 132.

6   A. Syalabi, Sejarah Kebudayaan Islam II (Jakarta: PT Pustaka Al Husna Baru, 2003,) hal. 72.

7   A. Syalabi, Sejarah,…hal. 58-59.


9






1.               Katib Ar-Rasail, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan administrasi dan surat menyurat dengan para pembesar setempat.

2.               Katib Al-Kharraj, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan penerimaan dan pengeluaran Negara.

3.               Kitab Al-Jundi, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan berbagai hal yang berkaitan dengan ketentaraan.

4.               Katib Asy-Syurtah, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan pemeliharaan keamanan dan ketertiban umum.

5.               Katib Al-Qudat, sekretaris yang bertugas menyelenggarakan tertib hukum melalui badan-badan peradilan dan hakim setempat.

4.      Dalam bidang ilmu pengetahuan

Menurut Jurji Zaidan (George Zaidan) beberapa kemajuan dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan antara lain sebagai berikut.8
1.                     Pengembangan Bahasa Arab

2.                     Marbad kota pusat kegiatan ilmu

3.                     Ilmu Qiraat

4.                     Ilmu Tafsir

5.                     Ilmu Hadis

6.                     Ilmu Fiqh

7.                     Ilmu Nahwu

8.                     Ilmu Jughrafi dan Tarikh

9.                     Usaha Penerjemahan



8 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Remaja RosdaKarya, 2015), hal. 133-135.

10






5.      Dalam bidang aristektur

1.                     Pembangunan masjid al-aqsha di Palestina

2.                     Pembangunan kubah batu (Qubbat al-shakhrah) di Yuressalam

3.                     Perubahan fungsi Katedral St. menjadi masjid di Damaskus.9

D.    Masa Kehancuran Dinasti Umayyah


Menurut  Dr.  Badri  Yatim10,  ada  beberapa  faktor  yang  menyebabkan

Dinasti Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran, yaitu sebagai

berikut.

1.      Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru bagi tradisi Arab, yang lebih menentukan aspek senioritas, pengaturannya tidak jelas. Ketidak jelasan sistem pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.

2.      Latar belakang terbentuknya Dinasti Umayyah tidak dapat dipisahkan dari beberapa konflik poitikyang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa Syi’ah (para pengikut Ali) dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi, baik secara terbuka seperti di masa awal dan akhir maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan dalam gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuatan pemerintah.

3.      Pada kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabi Utara (Bani Qais) dan Arab Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak sebelum Islam semakin runcing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan

dan  kesatuan.  Di  samping  itu,  sebagian  besar  golongn  timur  lainnya

merasa    tidak   puas    karena    status    Mawali    itu    menggambarkan    suatu
9 Philip K. Hitti, History Of The Arabs (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2006), hal. 275-277.

10   Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Remaja RosdaKarya, 2015), hal. 136-

137.             

11






emperioritas,      ditambah      dengan     keangkuhan      Bangsa      Arab      yang

diperhatikan pada masa Bani Umayyah.

4.      Lemahnya daulah Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewahdi lingkungan istana sehingga anak-anak mereka mewarisi kekuasaan. Di samping itu, sebagian besar golongn awam kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.

5.      Penyebab langsung runtuhnya kekuasan Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Al-Abbas bin Abbas Al-Muthalib. Gerakan ini mendapatkan dukungan penuh dari Bani Hasyim dan golongan Syi’ah. Dan kaum Mawali yang merasa dikelasduakan oleh pemerintah Bani Umayyah.


Dari beberap faktor tersebut mengakibatkan keruntuhan Dinasti Umayyah dan disusul dengan berdirinya kekuasaan orang-orang Bani Abbasiyah yang mengejar-ngejar dan membunuh setiap orang dari Bani Umayyah yang dijumpainya.

































12






BAB III


PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa pemerintahan Dinasti Umayyah adalah masa emas perkembangan Islam menguasai Peradaban Dunia. Berjalan kurang lebih 89 tahun, pemerintahan Dinasti Umayyah telah mencapai banyak kemajuan. Diantaranya adalah perluasan wilayah yang dilakukan secara besar-besaran oleh Walid bin Abdul Malik. Selain itu pada dinasti Umayyah juga dilakukan beberapa tindakan-tindakan yang dilakukan guna menyejahterakan masyarakat, diantaranya adalah penertiban angkatan bersenjata dan percetakan mata uang. Ilmu-ilmu pengetahuan juga perkembang pesat pada masa Dinasti Umayyah

B.  Saran

Sekian, makalah yang kami buat dengan sistematis standart dengan tujuan agar mudah dipahami dan mudah dimengerti oleh pembaca

Orang yang hebat, adalah orang yang belajar dari sejarah. Karena dengan sejarah kita bisa menghargai para pejuang dan dapat melakukan hal terbaik untuk meneruskan Islam merupakan agama yang besar dengan perjalanan sejarah yang panjang. maka dari itu, marilah kita menggali lebih jauh lagi ilmu-ilmu yang berkaitan dengan sejarah Islamiah. Demi menguatkan keteguhan dan rasa kebanggaan hati kita terhadap agama Islam yang kita peluk ini.

















13






DAFTAR PUSTAKA



Hourani, Albert. 2004. Sejarah Bangsa-Bangsa Muslim. Bandung:

Mizan.

Amin, Samsul Munir. 2015. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta:

Remaja RosdaKarya.

Hitti, Philip K. 2006. History Of The Arabs. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta.

A.,Syalabi. 2003. Sejarah Kebudayaan Islam II. Jakarta: PT. Pustaka Al Husna Baru.

Yatim, Badri. 2011. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Ph. D., Prof. H. Abdurrahman Mas’ud, M. A.. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.

http://akbarbarka.blogspot.co.id/ diakses 22 september 2016 pukul 09.00 WIB





























14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ngan luppa comment yy

Mengenai Saya

Foto saya
نحن نحكم بالظواهر ويتولّى الله السرائر